Kisah 4 Orang dalam Gerbong Kereta Api

Kisah 4 Orang dalam Gerbong Kereta Api, terowongan kereta api, tentara di tampar dalam kereta

Di dalam salah satu gerbong kereta api, duduklah empat orang yang saling berhadapan. Di antaranya ada seorang wanita muda yang sangat cantik. Pakaiannya ketat dan minimalis sehingga kulitnya yang putih bersih sangat menggoda bagi siapa pun yang memandangnya. Wanita yang berparas menawan itu duduk di sudut dekat jendela kereta api.




Di sebelah wanita cantik itu, duduk seorang nenek tua yang kulit keriputnya hampir merata di sekujur tubuhnya. Tepat di depan nenek itu, duduk seorang perwira TNI yang terlihat gagah dengan pakaian dinasnya. Di sebelah perwira tersebut, duduk seorang pria muda yang sederhana. Dilihat dari penampilannya, anak muda itu rupanya seorang mahasiswa yang pendiam.

Di antara mereka tidak saling kenal. Mereka pun tidak saling sapa. Mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Si wanita cantik diam membisu asyik dengan gadgetnya, si nenek sibuk memutar-mutar sirih di dalam mulutnya, sang perwira hanya duduk tegap sambil sesekali memandang ke arah jendela kereta api. Sedangkan anak muda di samping perwira itu tenggelam dalam bacaan buku-buku kuliahnya.

Sementara itu, kereta api melaju bak ular yang bergerak meliuk-liuk di pematang sawah. Kini kereta api tersebut sedang memasuki terowongan yang panjang. Keadaan di dalam kereta menjadi gelap gulita. Secara kebetulan penerangan di dalam kereta tidak berfungsi. Suasana semakin gelap mencekam.

Dalam keadaan gelap seperti itu, tiba-tiba terdengar suara ciuman yang disusul dengan suara tamparan yang keras pada pipi.

Si nenek tua berkata dalam hati, "Kasihan wanita cantik di sebelahku ini. Dia jadi objek pelecehan. Dasar lelaki! Selalu saja memanfaatkan keadaan."

Si gadis cantik berkata dalam hati, "Idiiih, nenek peyot gitu masih dicium juga. Salah cium kali! Rasain lo kena tampar si nenek sihir."

Sambil mengelus-elus pipinya, sang perwira berkata dalam hati, "Kurang ajar anak muda di sebelahku ini. Tampangnya pendiam tapi main cium seenaknya saja, akhirnya aku yang jadi sasaran tampar. Tahu gitu, mending aku yang cium gadis cantik itu. Tapi tak apalah, ditampar oleh tangan mulus gadis cantik apalah sakitnya. Tapi keras juga ya tamparannya?"

Sambil cekikikan dalam hati, benak anak muda itu berkata, "Yes, berhasil! Kapan lagi bisa nampar tentara. Nggak tahu dia kalau aku tadi cuma cium tanganku sendiri."

Simak juga, Nenek yang Cerdik.

Comments

Popular posts from this blog

Menerobos Lampu Merah