Nenek yang Cerdik

Nenek yang Cerdik, menang taruhan dengan mengelabuhi gubernur bank dan pengacara kondang, cerita lucu, humor

Seorang nenek dengan menenteng sebuah koper memasuki sebuah bank. Bank yang dituju adalah bank terbesar di ibu kota. Kedatangan nenek itu sempat menjadi perhatian satpam dan para staff bank tersebut.




"Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu, Nek?" sapa satpam bank.

"Saya ingin bertemu gubernur bank ini." jawab nenek enteng.

Si satpam sempat ragu. Namun karena profesionalisme kerja, satpam tersebut menemui gubernur bank terlebih dahulu. Tak lama kemudian, satpam mengantarkan nenek itu ke ruangan gubernur bank.

"Selamat siang, Nek. Silakan duduk! Ada yang bisa saya bantu?" sapa gubernur bank.

"Saya ingin membuka rekening untuk menyimpan uang saya." jawab nenek.

Mendengar jawaban nenek, gubernur bank agak heran, membuka rekening saja kok menemui dirinya.

"Berapa uang yang akan nenek simpan?" tanya gubernur bank masih dengan nada heran.

"Satu miliar rupiah, kontan." jawab nenek sambil meletakkan koper yang berisi uang tersebut di atas meja.

"Maaf, Nek! Saya agak terkejut, uang sebesar itu Nenek dapat dari mana?" tanya gubernur bank lagi. Kali ini dengan nada kaget dan penasaran.

"Saya menang taruhan." jawab nenek dengan sedikit membanggakan diri.

"Taruhan? Taruhan macam apa kok besar sekali, Nek?" Gubernur bank semakin penasaran.

"Ingin tahu contohnya? Saya berani taruhan bahwa telur burung Bapak bentuknya kotak!"

"Ha, ha, ha, .... Ada-ada saja Nenek ini. Begini, Nek. Saya sudah tahu pasti bahwa telur burung saya bentuknya tidak kotak." jawab gubernur bank dengan yakin.

"Berani taruhan atau tidak?" tantang nenek dengan nada cuek.

"Ok, siapa takut! Saya terima tantangan Nenek. Saya bertaruh Rp100 juta bahwa telur burung saya tidak kotak."

"Sepakat! Kita buktikan besok jam 10 pagi. Karena ini menyangkut uang besar, boleh saya membawa pengacara?" kata nenek yang semakin menambah keyakinan gubernur bank bahwa nenek ini tidak main-main.

"Silakan, Nek. Saya tunggu besok jam 10 pagi."

Gubernur bank langsung menghubungi sekretarisnya agar membatalkan jadwal kegiatannya untuk besok sekitar pukul 10 pagi. Di rumah, gubernur bank semakin penasaran. Ia coba bercermin dan meraba telur burungnya. Bahkan ia sempat minta bantuan istrinya untuk memastikan bahwa telur burungnya tidak kotak.

Tepat pukul 10 pagi, nenek beserta pengacaranya sudah berada di ruangan gubernur bank. Tak tanggung-tanggung, pengacara yang mendampinginya adalah pengacara kondang ibu kota.

"Sesuai kesepakatan kemarin, mari kita buktikan bahwa telur burung Bapak bentuknya kotak. Silakan dibuka celananya!" kata nenek memulai acara taruhan.

Semula gubernur bank agak enggan membuka celananya. Setelah dipikir-pikir, uang Rp100 juta tidaklah kecil. Apalagi cuma diraba nenek yang sudah tua.

Setelah celana gubernur bank dibuka, nenek pun langsung meraba telur burungnya. Begitu telur burung gubernur bank diraba oleh si nenek, sang pengacara kondang tersebut langsung lemas. Tangannya memukul-mukul tembok, dan jidatnya dibentur-benturkan pada dinding.

"Ada apa dengan pengacara itu, Nek?" tanya gubernur bank terheran-heran.

"Tenang saja, Pak! Tidak apa-apa kok. Dia cuma kalah taruhan Rp500 juta dengan saya." jawab nenek.

"Kalah taruhan!!?"

"Iya! Kemarin dia bertaruh dengan saya bahwa hari ini, tepat jam 10 pagi, saya akan memegang telur burung gubernur bank."

Simak juga, Pasangan Kakek Nenek yang Pelupa.

Comments

Popular posts from this blog

Menerobos Lampu Merah